Jumat, 23 Maret 2012

Kekayaan Laut Indonesia

Indonesia adalah negara yang sangat kaya dan memiliki berbagai macam kekayaan alam yang sangat berlimpah. Laut Indonesia yang luasnya mencapai 5,8 juta km2 menyimpan banyak kekayaan luarbiasa, explorasi yang dilakukan berbagai pihak baik institusi pemerintah maupun suasta menemukan banyak fakta baru mengenai kekayaan yang terkandung di laut Indonesia.
Salah satu kegiatan yang digagas oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dengan melibatkan melibatkan 62 peserta, terdiri dari 27 peneliti dan 10 teknisi dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI dan 25 dosen dari 18 perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Dalam acara yang bertajuk “Expedisi Perairan Sulawesi dan Laut NTT” tersebut dilakukan berbagai penelitian bidang kelautan yang mencakup biologi laut (karang, ikan, mangrove, lamun, komunitas, dan cetacean), dinamika laut (pola arus, kimia, plankton dan mikrobiologi), geologi dan bathymetry laut, serta bidang sosial budaya dari masyarakat tradisional.
Di ungkapkan oleh Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Zainal Arifin bahwa, Ekspedisi kedua perairan ini  dilakukan secara integrasi yang melibatkan hampir semua bidang-bidang penelitian kelautan dan memilih lokasi perairan Kendari di pantai timur Sulawesi yang berhadapan langsung dengan Laut Banda dan perairan Lamalera yang masuk dalam kawasan Laut Sawu bagian utara.
Hasil dari expedisi tersebut Ditemukan fakta baru mengenai kekayaan laut indonesia, di antaranya pemanfaatan kepiting bakau (Scylla serrata) tergolong tingkat tinggi pada daerah mangrove di Delta Lasolo yang dikhawatirkan menyebabkan “over fishing”. Yaitu penangkapan kepiting secara besar-besaran baik ikan besar maupun kecil, sehingga kepiting – kepiting  tersebut tidak sempat berkembang biak dan akhirnya menjadi langka.
Tak hanya itu, expedisi yang menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya VIII milik LIPI ini juga mendapatkan temuan jenis karang yang hidup di perairan Kendari (endemik species) dan juga jenis tiram Saccostrea cucullata dalam keadaan mati karena pengaruh sedimentasi aktivitas tambang di daratan.
Sementara itu, pada ekspedisi perairan Lamalera memperlihatkan kondisi perairan tersebut termasuk subur, terutama bagian selatan (Laut Sawu). Hal ini, terlihat dari tingginya kandungan nutrient (fosfat, nitrat, silikat), total suspended solid, tingkat kesuburan planktonik dan bakteriologis (bakteri heterotrofik dan bakteri produktivitas).
Pada expedisi ini ditemukan pula  jenis-jenis ikan karang yang sebarannya sangat terbatas (hanya ada di Indonesia dan Filipina). Ikan-ikan tersebut adalah Cirriailabrusflavidorsalis dan Cyprinocirrhites polyactis. Ditemukan pula ascidian (salah satu komunitas benthik) yang umumnya hidup di perairan dangkal.”yang sangat menggembirakan pula adalah ditemukan nya 35 ekor jenis lumba-lumba dari spesies Turciop truucatus (lumba-lumba hidung botol).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar